Minggu, 25 Desember 2011

Suamiku adalah Rajaku


Suamiku adalah raja bagiku, tetapi aku bukanlah pembantunya, melainkan partnernya. Partner dalam menjalani kehidupan dunia dan menggapai akhirat. Partner dalam mendidik dan membesarkan anak-anak, partner dalam berbagi rasa baik suka maupun duka, partner dalam segala hal, semuanya..
Sebagai seorang raja, engkau berhak atas diriku sepenuhnya. Engkau berhak untuk memberikan ‘perintah’ kepadaku apapun bentuknya selama itu bukan kemaksiatan dan tidak melanggar hak-hakku.
Sebagai seorang hamba yang juga –pertner-, aku berkewajiban untuk tunduk dan menuruti kata-katamu, aku berkewajiban untuk membuat engkau memberi keputusan-keputusan domestik yang lebih membawa maslahah untuk ‘kerajaan’ kita.
Hal yang harus engkau pahami adalah engkau harus bermusyawarah denganku sebelum engkau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan ‘kerajaan’ kita. Untuk itu aku memohon kepadamu agar engkau selalu mengatakan apapun meskipun itu berat, aku memohon kepadamu untuk selalu mengajakku berbicara meskipun itu menyangkut hal yang tidak aku sukai, aku memohon kepadamu jadikan aku menjadi lebih berharga karena menjadi orang yang selalu kau tunggu pendapatnya.
Hal yang harus aku pahami adalah bahwa setinggi apa cita-citaku, sebesar apa obsesiku, dan semacam apa keinginanku, aku harus selalu sadar bahwa rumah tanggaku adalah  karirku yang paling utama. Ia adalah karir yang tak dapat digeser kedudukannya dengan apapun juga.
Hal yang harus kita pahami bersama adalah bahwa kita harus saling menguatkan dan mendukung, saling memberi dan menerima, saling menutupi dan melengkapi kekurangan kita. Ketika aku menjadi api karena amarah, maka engkau akan menyediakan air yang mendamaikan, begitupun sebaliknya, sehingga ‘kerajaan’ kita tidak terbakar, tidak kebanjiran, dan bebas bencana.

Aku adalah partner-mu. Aku berhak tau dengan apa yang terjadi padamu, tetapi aku tak mau terlalu ikut mencampuri urusan-urusanmu di luar sana --di dalam pekerjaanmu--, karena meskipun engkau adalah raja dalam rumah tanggaku, engkau memiliki kebebasan dan privasi yang aku tak mau terlalu masuk di dalamnya, karena hawatir membuat ‘berantakan’ apa yang menjadi anganmu. Salah satu hal yang harus aku pahami adalah ‘engkau adalah raja di dalam rumahku, tetapi di luar, engkau adalah ‘raja’ orang lain.
Baginda kanda, harus ku akui terlalu banyak perbedaan diantara kita, hal tersebut tentu kadangkala berakibat adanya kerikil dalam perjalanan rumah tangga kita. Tetapi sepahit apapun kehidupan yang kita jalani, sepedas apapun komentar orang tentang dirimu, aku akan selalu berusaha agar jangan sampai aku mengeluh pada orang lain, agar masalah-masalah itu hanya kita yang tahu, karena semakin banyak orang yang tahu, masalah itu akan semakin terasa berat, meski aku tak tahu mengapa bisa begitu.
Di luar keluarga, perempuan yang ingin aku tiru adalah bu Ulfa. Nasibnya yang ingin aku seperti itu, demikian pula dengan sikapnya. Setidaknya sikapnya terhadap suaminya. Antara bersikap pada suami dan tawadhu’ pada orang yang berilmu, penggabungannya pas. Bu Ulfa selalu ada untuk pak Mustafa, tetapi tidak pernah mendekte sedikitpun. Mengatur setiap  jadwal pak Mustafa tanpa memaksakan pak Mustafa. Beliau menjadikan pak Mustafa apa adanya pak Mustafa dan selalu mendukung dengan segala konsekuensinya. Nampaknya pak Mustafa tidak akan fenomenal tanpa bu Ulfa sebagai pendampingnya. Pilihan untuk menjadikan bu Ulfa sebagai istri adalah pilihan yang tidak salah. Di tengah kebesaran nama pak Mustafa, bu Ulfa tetaplah orang yang rendah hati dan bersahaja. Baginda kanda, bantu aku mewujudkan keinginanku untuk bisa menjadi seperti beliau.
Di akhir kata, aku mengucapkan terima kasih kepadamu yang telah mengajariku banyak hal tentang kehidupan, memberiku motivasi dalam menjalani hari-hariku yang berat,.. maafkan aku kak,.. karena aku belum bisa sabar.
Baginda kanda, sampai detik ini aku tak mengerti apa itu cinta, sehingga aku tak tau apakah aku mencintaimu atau tidak. Tetapi yang aku tau dan aku rasakan adalah aku sangat membutuhkanmu..
Memory of September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar